Kupeluk Kau Dengan Doa
Written on: Minggu, Maret 14, 2021
Title : Kupeluk Kau Dengan Doa
link : Kupeluk Kau Dengan Doa
Kupeluk Kau Dengan Doa
Rasa rindu yang menggebu dirasakan Mutiara untuk kembali bertemu rekan-rekan kerja juga sahabatnya. Sekolah tempat berkumpul yang paling strategis. Karena kebanyakan para guru kerja secara WFH selama pandemi Covid-19 ini. Dan rumah tempat tinggal mereka sangat jauh. Tersebar di Jabodetabek.
Ilustrasi |
Awalnya Mutiara ragu-ragu untuk berjumpa mereka. Karena dia adalah salah satu orang yang pernah disapa virus dan mengalami sendiri bagaimana perilaku orang lain terhadapnya. Sering menghindar untuk bertegur sapa atau mereka masih trauma takut tertular virus. Sehingga Mutiara harus menanyakan dulu apakah teman-teman bersedia bertemu muka dengannya.
Ternyata teman-teman yang ada di sekolah menerima kehadiran Mutiara dengan tangan terbuka. Rasa rindu juga bersemayam di hati mereka. Mutiara yakin berangkat untuk bersilaturahmi. Senyum ceria mulai hadir membuat wajah sayu, lesu, dan terlalu banyak airmata yang keluar dari matanya itu berubah menjadi merah bersemangat.
Tidak kalah bahagianya Bu Novi. Dia sering menghabiskan waktu bersama Mutiara untuk berboncengan mengendarai motor metik kesayangan. Barang dagangan yang Mutiara tawarkan diserbu habis sesuai pesanan sebelumnya. Sebenarnya bukan itu tujuan Mutiara, barang itu hanya sekedar alasan lain. Yang pasti silahturahmi adalah utama.
Belum juga Mutiara dan Bu Novi meninggalkan sekolah, panggilan masuk dari Bu Nunu. Dia memesan pempers, tisue basah, dan kering untuk keperluan dia di ruang ICU. Memang yang itu tidak disediakan oleh pihak rumah sakit. Mutiara memahaminya. Setelah mengantar Bu Novi sampai rumah, Mutiara langsung ke toko untuk membeli keperluan Bu Nunu.
Jalan raya yang tidak begitu padat membuat Mutiara melajukan kendaraan roda dua itu sampai angka 60. Saat di jembatan layang, hembusan angin sangat kencang. Sehingga Mutiara harus menurunkan kecepatan. Karena dia salah satu orang yang pernah trauma kecelakaan.
Seperti semangat para pejuang merebut kemerdekaannya kembali, Mutiara bersemangat untuk membantu Bu Nunu demi pahala dari Allah SWT. Hanya keringat dan keikhlasan membantu sesama yang Mutiara bisa bagikan, sedekahkan. Dia ikhlas membantu walaupun resikonya besar. Karena harus bolak balik ke Wisma, tempat dimana orang sering menghindar.
Barang kebutuhan Bu Nunu sudah siap antar. Mutiara menelpon untuk laporan.
"Assalamualaikum Bu. Ini barang pesanan Ibu sudah saya belikan. Apa ada yang lain?" Suara lembut Mutiara sopan.
"Waalaikum salam iya Bu. Terima kasih."
"Apa Ibu mau pesan makanan?"
"Ohhh nggak. Nggak ada. Saya sudah tidak boleh sembarang makan. Cukup makanan yang disediakan oleh pihak rumah sakit saja. Saya harus banyak bersabar."
"Memang benar juga sih. Yang penting Ibu cepat sembuh ya."
"Aamiin."
Bu Nunu mengaminkan doa-doa Mutiara. Dia memang harus banyak bersabar dan bersyukur atas nikmat yang ada. Karena kondisi yang belum memungkinkan dia untuk makan makanan kesukaan. Dia harus bersahabat dengan situasi dan kondisinya di ruang ICU.
Mutiara sudah berada di depan pintu pagar Wisma. Ternyata Pak Letkol sudah menunggu. Dia siap dengan uang untuk mengganti barang pesanan istrinya. Ucapan terima kasih selalu dia sampaikan setelah mengambil barang pesanan. Senyum lebar pak Letkol menggambarkan kondisinya sudah membaik. Tinggal menunggu Bu Nunu sehat kembali.
Senja datang menyapa dengan lembut. Angin sepoi-sepoi mengiringi perjalanan Mutiara ke rumah. Tinggal menyebrang jalan raya, Mutiara sampai ke perumahan di mana suaminya dan anak-anak menunggu kasih. Sebelum berjumpa mereka, Mutiara harus melakukan ritual mandi sampai bersih. Supaya tidak ada kuman atau virus menempel.
sumber : Tri Kusmihartati
That's the article Kupeluk Kau Dengan Doa
You are now reading the article Kupeluk Kau Dengan Doa with link address https://ilmuguruonline.blogspot.com/2021/03/kupeluk-kau-dengan-doa.html